Rabu, 02 Juli 2014

Yamaha RXZ 140cc

Kemampuan sesungguhnya ini motor bisa dibaca dari karbu PWK Air Strike 38 alias 38 mm. Tipikal pompa bahan bakar ini memang khusus melayani mesin korekan untuk putaran tinggi. Pengabutannya sangat asyik untuk 5.000 rpm ke atas. Juga sudah tergambar pada pilot-jet yang angkanya 60, main-jet sih cuma 150.
Karbu tersebut beri umpan pada mesin Yamaha RX-Z. Tentu saja mesinnya sudah spesifikasi drag bike. Ini motor merajalela di empat kelas bila di Jawa Timur, asal motor ini. Makanya dibawa ke kelas Sport Tune-Up 155 cc untuk mengalahkan Ninja.

Kompresi untuk ukuan 2-tak katanya sudah sangat tinggi. Tapi Batank tak mau sebut pastinya. Lagian dia mengukur kompresi dari TMA, bukan tinggi lubang buang seperti patokan menghitung kompresi 2-tak. Katanya 13:1 dan sekaligus Batank tak memberi ukuran buret ruang bakar bagian dari kalkulasi kompresi. Wah, macam kompresi juga dia ngotot nggak mau ngasih tahu.
Hanya tinggi lubang buang yang diceritakan dengan cermat dan detil. Itu pun masih berbau teka-teki pada angka penentu menghitung kompresi tersebut. Yakni 26 mm dari standar 28,5 mm. Wah hanya dicukur 2,5 mm dong, itu diukur dari bibir silinder. Sedang exhaust yang menuju pada kenalpot, dibikin model oval mirip telur yang lebarnya 42 mm.
Katanya sih dengan ukuran-ukuran macam itu sirkukasi gas buangnya cepat dibuang dan cepat juga kembali ke ruang bakar. Yang kembali ke ruang bakar itu adalah yang gagal dibakar ala 2-tak. Yang gagal-gagal ini diklaim hanya 25 persen dan yakin ikut berturbulensi ulang ke ruang bakar lantaran dibantu kenalpot AHM. Ini pipa pelas gas buang telah terbukti mudah panas dan mudah juga melepas panas.

Pemampatan memang berpengaruh pada cabut-cabut mesin sejak start sampai finish di trek lurus. “Tapi apa artinya kompresi bila tidak sesuai dengan timing pengapian? Justru ketetapan pembakaran bersamaa dengan langkah kompresi adalah penentunya,” kata Batank yang bernama asli Dwi Prasetyo tersebut.
Ttitik busi memercik dihitung cermat dengan dial pada 140sebelum TMA. Waktu ledakan terus berulang setiap 0.002 detik, wuih. Settingan pengapian seperti itu sesuai hitungan suplai karbu PWK tadi yang maunya di putaran tinggi. Ya asal tahu saja RX-Z ini menggunakan perangkat pengapian YZ keluaran 2001. "Agak liar memang, tapi itulah karakter Batank saat membawa motor di arena drag yang membesarkan namanya," kilah Ferry, bos tim Majestic motor ini dari Palembang, Sumsel.

KOMPRESI PRIMER
Salah satu kelebihan RX-Z adalah kaya torsi dengan basis stroke atau langkah piston yang sudah dekat-dekat dengan diameter silinder. Namanya kelebihan mesti dioptimalkan. Utamanya lewat kompresi bawah dan kruk-as. Juga kelebihan balanser yang meminimalisir getararan dan memudahkan atur kompresi primer sebagai kekuatan mesin 2-tak. 
 Paling utama lagi dengan kombinasi red valve  atau membran bersama rumahnya. Ini masih satu jurus dengan karbu tadi. RX-Z ini menggunakan  V-Force 4 yang sudah terkenal mampu mempercepat aliran gas dan efesien menutup celah pada kompresi bawah. Lidahnya dari karbon kualitas tinggi yang kerjanya otomatis membuka sesuai tekanan kompresi dengan tingkat rpm.
Crank case atau ruang kruk-as hanya bagian-bagian tertentu yang ditambah dan diarahkan membantu aliran gas masuk dari kompresi primer.  Kruk-asnya sendiri tetap standar dan hanya dibalancing ulang pada tukang bubut. Hasilnya memang sahut menyahut dengan kompresi atas atau kompresi yang terjadi di ruang bakar.
Tetap saja yang namanya porting balap fokus pada blok silinder.  Di situ kan ada intake port, exhaust port, dan transport port. Soal lubang buangnya kan sudah diceritakan di atas tadi. Yang masuknya dengan jurus korek 2-tak yang setiap pintunya dibikin tirus. Tinggi transfernya sendiri 42,5 mm.

DATA MODIFIKASI
Motor                                                           : Yamaha RX-Z
Pembalap                                                      : Sony Ancol
Kelas                                                            : Sport 2-Tak 140 cc, Sport 2 –Tak 155 cc,
Ban belakang                                                : IRC Eat My Dust 60/80-17
Pelek depan-belakang                                   : TK
Sok depan                                                    : FU
Sok belakang                                                 : YSS
Cakram depan                                               : TDR
Gigi Rasio
1        : 15/30
2         : 20/26
3          : 23/28
4         : 19/27
5         : standart
6          : standart
Ketebalan paking                                       : 0,6 mm
Pengapian (CDI, magnet, koil)                    : YZ 125
Busi                                                         :  Iridium
Karburator                                               : PWM 38 (150/60)
Membran                                                 : V-Force 4


Tidak ada komentar:

Posting Komentar